Kamis, 13 Desember 2018

MANAJEMEN KEGIATAN OLAHRAGA/SENI


A.   PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR
                                                                                                             
Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga pada dasarnya merupakanseni atau proses dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, danpengendalian/pengawasan sumber daya pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Atau dengan kata lain manajemen pendidikan jasmani/OR dapat diartikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan jasmani/OR untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B.    TUJUAN MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR

Tujuan Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga, yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral yang dalam proses kegiatannya terdapat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian/pengawasan secara sistematis, efesien dan efektif. Apabila hal tersebut telah dilakukan diharapkan nantinya mampu mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya, secara sederhana dan selaras dengan tujuan pendidikan jasmani dan olahraga meliputi tiga ranah atau domain yakni kogntif, psikomotor, dan afektif sebagai satu kesatuan.
 Sejalan dengan hal diatas tujuan manajemen  pendidikan jasmani/OR  secara umum karena para peserta didik tidak menutup kemungkinan ketika terjun di masyarakat nanti akan menjadi  kepala  sekolah, Kepala  bagian, Kepala Biro, menjadi pemimpin sebuah klub atau  perkumpulan olahraga, manajer perkumpulan olahraga, ketua panitia pertandingan/kompetisi, dan lain sebagainya. Semua itu jika ingin berhasil dalam  memimpinnya dan melaksanakan tugas yang diamanhkan harus menggunakan manajemen.
Tujuan di atas juga merupakan pedoman bagi guru pendidikan jasmanidan olahraga dalam melaksanaan tugasnya. Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan demikian, hal terpenting untuk disadari oleh guru pendidikan jasmani dan olahraga adalah bahwa ia harus menganggap dirinya sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur kegiatan.

C.    FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR

1.          Perencanaan (planning)
 adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan mengandung banyak rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentu kegiatan berdasarkan jadwal yang ada.
Sebagai penyelenggara manajemen pembelajaran di sekolah, guru pendidikan jasmani/OR  dituntut untuk merencanakan Analisis materi pelajaran (AMP), program tahunan (Prota), Program Semester (Promes), membuat pemetaan dan ikut serta menyusun Silabus dan membuat rencana program pembelajaran (RPP).
Perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani/OR harus dilakukan dengan baik karena merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Dan begitupun sebaliknya apabila perencanaan pembelajaran kurang dipersiapkan dengan baik maka pelaksanaan pembelajaran akan berakhir dengan kegagalan.

2.          Pengorganisasian (organizing)
 dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan sumber-sumber daya lainnya, pendelegasian, perencanaan dan pengembangan  dalam menerapkan fungsi pengorganisasian kearah tujuan.
Selaras dengan perencanaan pembelajaran penjas/OR, pengorganisasian juga memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Meskipun perencanaan sudah mantap tetapi dalam melaksanakan rencana nantinya apabila tidak di organisasikan secara baik pula hasilnya pun akan berakhir dengan kegagalan dalam pembelajaran.
Seorang guru penjas/OR harus benar-benar siap materi, siap mental, siap metodologi, siap media, dan siap strategi pembelajaran. Hal-hal tersebut harus diorganisasikan dengan baik bila ingin mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran pendidikan jasmani/OR .

3.          Penggerakan (Actuating)
 adalah aktualisasi atau kerja nyata dilapangan
Penggerakan adalah aplikasi dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru pendidikan jasmani/OR dalam mewujudkan prencanaan dan pengorganisasian yang telah dibuat harus pula memiliki startegi pembelajaran antara lain dalam penggunaan metode, teknik, media belajar, sumber belajar, pengelompokkan peserta didik dan mampu mewujudkan interaksi edukatif dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran pendidikan jasmani/OR dilakukan dalam serangkaian dan tiga tahapan, yaitu: pemanasan (warming up), latihan inti, dan pendinginan (cooling down). Harapan dalam penggerakannya Guru pendidikan jasmani/OR harus mampu menyajikan, memodifikasi, dan  mengambil keputusan dalam  melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik serta menyesuaikan kondisi lapangan.

4.          Pengawasan (Controlling)
 adalah mengevaluasi hasil kerja atau kinerja
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan guru pendidikan jasmani/OR adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan umpan balik (feet back) atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama proses belajar mengajar. Keuntungan apabila seorang guru pendidikan jasmani/OR melakukan evaluasi diantaranya dapat mengetahui pencapaian standar kompetensi atau pencapaian tujuan yang diharapkan, dapat pula untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang dilakukan, karena seorang gurupendidikan jasmani/OR  tidak akan mungkin mengetahui perkembangan siswa didiknya tanpa melakukan evaluasi.

D.    MANFAAT MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR

Manfaat manajemen pendidikan jasmani /OR diantaranya:
     1.      Dengan menerapkan manajemen pendidikan jasmani/OR Menciptakan budaya gerak dan hidup sehat kepada seluruh keluarga sekolah: kepala sekolah, guru-guru, siswa, dan staf administrasi
    2.    Dengan menerapkan manajemen pendidikan jasmani/OR peserta didik siap  menjadi seorang manajer ketika terjun di masyarakat nanti akan menjadi  kepala  sekolah, Kepala  bagian, Kepala Biro, menjadi pemimpin sebuah klub atau  perkumpulan olahraga, manajer perkumpulan olahraga, ketua panitia pertandingan/kompetisi, dan lain sebagainya.
   3.   Dengan menerapkan manajemen pendidikan jasmani/OR, guru penjas/OR dapat melaksanakan proses mengajar dengan efektif, efesien dan sistematis
     4.      Dengan manajemen pendidikan jasmani/OR peserta didik mampu menjadi pelaksana Kegiatan olahraga (pertandingan, perlombaan dan event-event  besar olahraga) di kancah nasional dan internasional.

Demikianlah tulisan kali inimengenai manajemen pendidikan jasmani/OR, semoga dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi yang membutuhkan khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan tentang pendidikan jasmani/OR.
Penulis sangat berterimakasih apabila ada masukan dan kritik yang membangun guna perbaikan dalam mengembangkan pendidikan jasmani/OR tentunya.

                                                        “Salam Olahraga”

PENDEKATAN ILMIAH KUALITATIF DAN KUANTITATIF


Metode Ilmiah dibagi menjadi dua, yaitu :

A.       KUANTITAFIF

Pengertian Kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif, dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-anagka (score,nilai) atau pertnyataan-pernyataan yang dinilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian Kuantitatif biasanya digunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori. Karena penelitian ini biasanya bertolak dari suatu teori yang kemudian diteliti, dihasilkan data, kemudian dibahas dan diambil kesimpulan.

Penelitian Kuantitatif merupakan sebuah penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang dilakukan mencakup segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian, fenomena serta korelasi yang ada diantaranya.

Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah untuk memperoleh penjelasan dari suatu teori dan hokum-hukum realitas. Penelitian Kuantitatif dikembangkan dengan menggunkan model-model matematis, teori-teori, dan atau hipotesis.

Contoh penelitian Kuantitatif adalah penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam bidang ilmu alam, ilmu social, jurnalisme, dan lain-lain.


B.      KUALITATIF

Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu.

Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka (Danim, 2002).

Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).

Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.

Penelitian kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.

Tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk:
1.  Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.
2.      Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
3.   Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.

Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan antara lain berkaitan dengan proses pengajaran, bimbingan, pengelolaan/manajemen kelas, kepemimpinan dan pengawasan pendidikan, penilaian pendidikan, hubungan sekolah dan masyarakat, upaya pengembangan tugas profesi guru, dan lain-lain. Selain penelitian kualitatif yang digunakan dalam bidang pendidikan adalah penelitian tindakan kelas.

STRUKTUR KARYA ILMIAH

1.    HALAMAN JUDUL


2.    HALAMAN PENGESAHAN


3.    SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS


4.    KATA PENGANTAR


5.    DAFTAR ISI


6.    DAFTAR TABEL


7.    DAFTAR GAMBAR


8.    ABSTRAK


9.    BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penelitian
1.4  Manfaat Penelitian

10. BAB II KAJIAN PUSTAKA/TINJAUAN PUSTAKA

11. BAB III METODE PENELITIAN
3.1  Jenis Penelitian
3.2  Waktu dan Tempat Penelitian
3.3  Populasi
3.4  Sampel
3.5  Teknik Pengumpulan Data
3.6  Responden Penelitian
3.7  Teknik Analisis Data

12. BAB IV PEMBAHASAN

13. BAB V KESIMPULAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran

14. DAFTAR PUSTAKA

15.LAMPIRAN

16.  BIOGRAFI PENULIS

PENGERTIAN DAN JENIS KARYA ILMIAH

Pengertian Karya Ilmiah dan Jenis-jenis Karya Ilmiah

 Karya ilmiah sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan dan juga dunia penelitian. Kebanyakan karya ilmiah yang diterbitkan merupakan hasil dari berbagai macam riset yang dilakukan oleh lembaga penelitian ataupun lembaga pendidikan. Mahasiswa saja misalnya, setiap mahasiswa yang telah lulus, pasti pernah membuat ataupun mengarang karya ilmiah berupa tugas akhir. Karya ilmiah berupa tugas akhir biasanya merupakan syarat utama yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang ingin menyelesaikan.

Pengertian Karya Ilmiah menurut Para Ahli

 

  1. Brotowidjoyo
Menurut Brotowodjoyo, karya ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menampilkan fakta dan dibuat dengan menggunakan metodologi penulisan yang baik dan benar.

  1. Eko Susilo M
Menurut Eko Susilo M, karya ilmiah merupakan suatu tulisan ataupun karangan yang didapatkan sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari dari berbagai hasil pengamatan, penelitian, dan peninjauan terhadap bidang ilmu tertentu, yang disusun dengan menggunakan metode tertentu dengan memperhatikan sistematika penulisan yang baik dan santun, serta dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

  1. Jones
Menurut Jones, karya ilmiah merupakan karangan ilmiah yang ditujukan untuk masyarakat tertentu ataupun profesional yang biasanya bersifat karya ilmiah tinggi.

  1. Hery Firman
Menurut Hery Firman, karya ilmiah merupakan laporan berupa tulisan yang dipublikasikan ataupun dipaparkan dari hasil pengkajian ataupun penelitian yang telah dilakukan, yang dalam penulisannya memperhatikan kaidah dan etika keilmuan yang berlaku di masyarakat keilmuan.

  1. Drs. Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi
Menurut Drs. Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi, pengertian karya ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang berlandaskan pada hasil penelitian
yang disusun secara sistematis mengikuti metodologi ilmiah, yang bertujuan untuk mendapatkan jawaban ilmiah dari suatu permasalahan.


Jenis-jenis Karya Ilmiah

Beberapa jenis karya ilmiah yang paling banyak diterbitkan oleh manusia adalah sebagai berikut :
  1. Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah yang menyajikan sebuah masalah yang penyelesaianya mengandalkan berbagai macam data yang ada di lapangan. Karya ilmiah ini bersifat empiris dan juga objektif. Dalam penyajiannya, makalah biasanya dipresentasikan dalam sebuah kegiatan seminar.

  1. Artikel
Dalam konteks jurnalistik, pengertian karya ilmiah artikel merupakan karya ilmiah yang memuat pendapat subjektif pembuatnya mengenai sebuah peristiwa ataupun masalah tertentu, sedangkan jika dipandang dari sudut pandang ilmiah, artikel dapat diartikan sebagai karya tulis yang sengaja dirancang untuk dimuat dalam jurnal ataupun kumpulan artikel yang dibuat dengan memperhatikan kaidah penulisan ilmiah dan mengikuti pedoman ilmiah yang berlaku.

  1. Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa untuk bisa mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi memuat tulisan berisi pendapat penulis dengan mengacu ataupun berdasarkan teori yang telah diterbitkan sebelumnya.
Itulah sedikit informasi mengenai pengertian karya ilmiah dan jenis-jenis karya ilmiah yang dapat kami sampaikan untuk Anda. Semoga tulisan ini dapat memberikan informasi dan juga pengetahuan yang berguna dalam kehidupan Anda.

PERUMUSAN HIPOTESIS


PERUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah merupakan dugaan sementara yang masih di buktikan kebenarannya melalui suatu penelitian. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil penyelidikan terhadap fakta yang dikumpulkan. Adapun tujuan penyusunan hipotesis yaitu untuk pemberi arah penelitian dan membatasi variabel yang digunakan. Di dalam hipotesis ada empat variable yang berpengaruh antara lain
1.    Dependent variable 
Yaitu variable yang timbul sebagai akibat adanya variable yang lain

2.    Independent variable
Yaitu variable yang menjadi sebab timbulnya variable yang lain
  3.   Intervening variable                                                                                                           Yaitu variable yang mengaburkan hubungan antara dua variable yang semula mempunyai    hubungan yang kuat
4.    Suppresor variable 
Yaitu varibel yang memperjelas hubungan antara dua variable yang semula   mempunyai hubungan yang lemah.

Sumber-sumber perumusan hipotesis:
1.    Dari peneliti sendiri
Yaitu dari sumber pengetahuan umum peneliti mengenai bidang yang akan ditelitinya

2.    Dari Teori dan Konsepsi
Teori-teori dan konsep-konsep yang sdudah ada lalu dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk suatu  hipotesis penelitian

3.    Hasil penelitian terdahulu
Yaitu hasil-hasil penelitian yang sudah ada di9susun kembali menjadi hipotesis yang kemudian diuji kemmbali kebenarannya.

Sumber yang dapat menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis:
1.    Landasan teori
Bila landasan teori yang digunakan sudah kadaluarsa, kurang valid atau kurang relevan diterapkan maka hipotesisnya akan menjadi salah. Hal ini dapat terjadi karena peneliti salah dalam memilih sumber bacaan atau kurang dalam membaca kepustakaan, sehingga tidak menetahui informasi terakhir di bidang tersebut.
2.    Kesalahan Sampling
Keadaan ini terjadi bila sample yang diambil tidak representative. Baik karena terlalu kecil atau kurang merata, sehingga tidak mencerminkan karakteristik dari populasi.
3.    Kesalahanalat pengambil data
Jika alat pengambil data tidak valid, maka hal yang benar akan terlihat palsu, sedan yang palsu justru terlihat benar. Apabila keadaan ini terjadi maka hipotesis dengan sendirinya menjadi tidak terbukti
4.    Kesalahan perhitungan
Walaupun metode dan rumus yang digunakan sudah benar, tapi kalau terjadi kesalahan dalam menghitung akan menjadi hipotesis salah, meskipun kebenaran hipotesis tersebut sudah benar.
5.    Kesalahan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah semacam strategi dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah penelitian guna menguji hipotesis. Apabila rancangannya salah sudah bvarang tentu hipotesisnya tidak terbukti.
6.    Pengaruh Varibel Luaran
Bila pengaruh variable luaran terdapat data yang sangat kuat, sehingga data yang dikumpulkan buklan data yang dimaksud, mak hipotesis tidak dapat terbukti,

Ciri-ciri Hipotesis yang tajam :
1.    Merupakan hubungan antara dua variable atau lebih. Disini harus ditegaskan man variable yang bebas, mana variable yang terikat dan variable antara serta variable penekan
2.    Disusun dengan jelas menggunakan kalimat deklaratif. Kalimat deklaratif adalah kalimat pernyataan. Sehingga hipotesa harus dinyatakan dalam bentuk statemen/ pernyataan dan tidak boleh dalam bentuk pertanyaan.
3.    Menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi. Karena akan digunakan sebagai pedoman dalam rangka mencapai tujuannya, maka hipotesis harus berisi sesuatu yang mungkin dapat dijalankan
4.    Mampu menjelaskan kenyataan yang menjadi masalah utama. Disini hipotesis akan berusaha memecahkan suatu persoalan melalui hal-hal yang menjadi pokok masalahnya.
5.    Harus dapat diuji dengan data yang ada. Jadi hipotesis harus dapat dioperasionalkan denga menggunakan data-data yang tersedia.
Kita dapat membedakan antara apa yang disebut hepotesa mayor dan hipotesa minor. Hipotesa mayor, sebagai mana istilahnya sendiri sudah menunjukkan adalah hipotesa induk yang menjadi sumber daripada anak-anak hipotesa. Hiptesa yang akhir ini kita sebut hipotesa minor. Hipitesa minor, disebabkan karena hakekatnya dijabarkan dari hipotesa mayor, harus sejalan benar dengan hipotesa induknya. Dengan beiu tiap pengetasan terhadap suatu hipotesa minor berarti juga merupakan pengetesan sebagian dari hakekat hipotesa mayor. Barangkali dengan beberapa contoh apa yang dimaksudkan dengan uraian itu dapat menjadi agak lebih jelas.
Hipotesa-hipoesa selalu merupakan petunjuk, jalan bagi kegiatan-keiatan dalam perencanaan pola-pola risetnya (desain penelitian), dimana data yang akan dikumpulkan, teknik analisa, dan arah penyimpulannya. Misalnya saja jika hipotesa tentang janji hadiah terhadap kegiatan belajar akan diselidiki oleh metode eksperimen, maka penyelidik harus menyediakan dua kelompok subyek, yang satu diperlakukan biasa (tanpa janji hadiah), sedang yang satunya diberi janji hadiah. Dengan melihat prestasi-prestasi dari subyek-subyek dalam masing-masing kelompok akan dapat dinilai apakah janji hadiah memang benar-benar menjadi factor pendorong kegiatan belajar atau tidak.

MANAJEMEN KEGIATAN OLAHRAGA/SENI

A.    PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR                                                                                        ...