PERUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah merupakan
dugaan sementara yang masih di buktikan kebenarannya melalui suatu penelitian.
Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika
fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung
pada hasil penyelidikan terhadap fakta yang dikumpulkan. Adapun tujuan
penyusunan hipotesis yaitu untuk pemberi arah penelitian dan membatasi variabel
yang digunakan. Di dalam hipotesis ada empat variable yang berpengaruh antara
lain
1. Dependent variable
Yaitu variable yang timbul
sebagai akibat adanya variable yang lain
2. Independent variable
Yaitu variable yang menjadi
sebab timbulnya variable yang lain
3. Intervening
variable Yaitu variable yang
mengaburkan hubungan antara dua variable yang semula mempunyai hubungan yang
kuat
4. Suppresor variable
Yaitu varibel yang
memperjelas hubungan antara dua variable yang semula mempunyai
hubungan yang lemah.
Sumber-sumber perumusan
hipotesis:
1. Dari peneliti sendiri
Yaitu dari sumber
pengetahuan umum peneliti mengenai bidang yang akan ditelitinya
2. Dari Teori dan Konsepsi
Teori-teori dan
konsep-konsep yang sdudah ada lalu dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat
dibentuk suatu hipotesis penelitian
3. Hasil penelitian terdahulu
Yaitu hasil-hasil
penelitian yang sudah ada di9susun kembali menjadi hipotesis yang kemudian
diuji kemmbali kebenarannya.
Sumber yang dapat
menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis:
1. Landasan teori
Bila landasan teori yang
digunakan sudah kadaluarsa, kurang valid atau kurang relevan diterapkan maka
hipotesisnya akan menjadi salah. Hal ini dapat terjadi karena peneliti salah
dalam memilih sumber bacaan atau kurang dalam membaca kepustakaan, sehingga
tidak menetahui informasi terakhir di bidang tersebut.
2. Kesalahan Sampling
Keadaan ini terjadi bila
sample yang diambil tidak representative. Baik karena terlalu kecil atau kurang
merata, sehingga tidak mencerminkan karakteristik dari populasi.
3. Kesalahanalat pengambil
data
Jika alat pengambil data
tidak valid, maka hal yang benar akan terlihat palsu, sedan yang palsu justru
terlihat benar. Apabila keadaan ini terjadi maka hipotesis dengan sendirinya
menjadi tidak terbukti
4. Kesalahan perhitungan
Walaupun metode dan rumus
yang digunakan sudah benar, tapi kalau terjadi kesalahan dalam menghitung akan
menjadi hipotesis salah, meskipun kebenaran hipotesis tersebut sudah benar.
5. Kesalahan Rancangan
Penelitian
Rancangan penelitian adalah
semacam strategi dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah penelitian guna
menguji hipotesis. Apabila rancangannya salah sudah bvarang tentu hipotesisnya
tidak terbukti.
6. Pengaruh Varibel Luaran
Bila pengaruh variable
luaran terdapat data yang sangat kuat, sehingga data yang dikumpulkan buklan
data yang dimaksud, mak hipotesis tidak dapat terbukti,
Ciri-ciri Hipotesis yang
tajam :
1. Merupakan hubungan antara
dua variable atau lebih. Disini harus ditegaskan man variable yang bebas, mana
variable yang terikat dan variable antara serta variable penekan
2. Disusun dengan jelas
menggunakan kalimat deklaratif. Kalimat deklaratif adalah kalimat pernyataan.
Sehingga hipotesa harus dinyatakan dalam bentuk statemen/ pernyataan dan tidak
boleh dalam bentuk pertanyaan.
3. Menyatakan sesuatu yang
mungkin terjadi. Karena akan digunakan sebagai pedoman dalam rangka mencapai
tujuannya, maka hipotesis harus berisi sesuatu yang mungkin dapat dijalankan
4. Mampu menjelaskan kenyataan
yang menjadi masalah utama. Disini hipotesis akan berusaha memecahkan suatu
persoalan melalui hal-hal yang menjadi pokok masalahnya.
5. Harus dapat diuji dengan
data yang ada. Jadi hipotesis harus dapat dioperasionalkan denga menggunakan
data-data yang tersedia.
Kita dapat membedakan
antara apa yang disebut hepotesa mayor dan hipotesa minor. Hipotesa mayor,
sebagai mana istilahnya sendiri sudah menunjukkan adalah hipotesa induk yang
menjadi sumber daripada anak-anak hipotesa. Hiptesa yang akhir ini kita sebut
hipotesa minor. Hipitesa minor, disebabkan karena hakekatnya dijabarkan dari
hipotesa mayor, harus sejalan benar dengan hipotesa induknya. Dengan beiu tiap
pengetasan terhadap suatu hipotesa minor berarti juga merupakan pengetesan
sebagian dari hakekat hipotesa mayor. Barangkali dengan beberapa contoh apa
yang dimaksudkan dengan uraian itu dapat menjadi agak lebih jelas.
Hipotesa-hipoesa selalu merupakan petunjuk, jalan bagi
kegiatan-keiatan dalam perencanaan pola-pola risetnya (desain penelitian), dimana
data yang akan dikumpulkan, teknik analisa, dan arah penyimpulannya. Misalnya
saja jika hipotesa tentang janji hadiah terhadap kegiatan belajar akan
diselidiki oleh metode eksperimen, maka penyelidik harus menyediakan dua
kelompok subyek, yang satu diperlakukan biasa (tanpa janji hadiah), sedang yang
satunya diberi janji hadiah. Dengan melihat prestasi-prestasi dari
subyek-subyek dalam masing-masing kelompok akan dapat dinilai apakah janji
hadiah memang benar-benar menjadi factor pendorong kegiatan belajar atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar