Selasa, 11 Desember 2018

FAKTA, ASUMSI, HIPOTESIS, DAN TEORI

  PENGERTIAN

A.           FAKTA

 i.      Menurut WIKIPEDIA
Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan.
Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil  pengamatan yang objektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun.

                     ii.      Menurut Para Ahli
1.      Bactiar (1997: 112-113)
“ Fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang diamati, yang sikapnya terbatas dan dapat diuji kebenarannya secara empiris. “
2.      Schuncke (1988: 19)
“ Fakta pun merupakan building blocks yang digunakan untuk mengembangkan konsep. “
3.      Sjamsuddin (1996: 5)
“ fakta merupakan erat hubungannya dengan jawaban atas apa, siapa, kapan, di mana, dan juga dapat berupa benda-benda (things) yang benar-benar ada atau peristiwa apa yang pernah terjadi pada masa lalu. ”
4.      Goode (1952: 7-8)
“ Fakta harus dirumuskan atas dasar sistem kerangka berfikir tertentu. Fenomena yang sama akan menghasilkan fakta yang berbeda apabila kerangka berfikir yang dipergunakan berbeda. Fakta harus merupakan rumusan yang tajam, tertentu, tidak mengandung pertanyaan dan memiliki bukti sendiri. “
5.      James A. Banks (1977: 84)
“ Fakta adalah kejadian berbagai hal atau peristiwa tertentu yang pada gilirannya menjadi data mentah atau pengamatan dari ahli ilmuwan-ilmuwan sosial. “


 B.      ASUMSI

Asumsi adalah suatu anggapan atau dugaan yang belum dapat di buktikan kebenarannya serta membutuhkan pembuktian secara langsung ataupun asumsi adalah memperkirakan sesuatu yang sebenarnya belum terjadi
        i.      Menurut KBBI
Adalah dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir karena dianggap benar.
        ii.      Menurut Para Ahli
1.      Husain dan Purnomo 2008.
“ Dalam buku metode penelitian sosial, terbitan PT. Bumi Aksara, Jakarta mengatakan asumsi adalah pernyataan yang dapat di uji kebenarannya secara empiris berdasarkan pada penemuan, pengamatan dan percobaan dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya.”


C.       HIPOTESIS

           i.      Menurut WIKIPEDIA
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.

               ii.      Menurut Para Ahli

1.      Prof. Dr. S. Nasution
“ Hipotesis adalah dugaan tentang apa yang kita amati dalam upaya untuk memahaminya. “
2.      Zikmund (1997:112)
“ Hipotesis adalah proposisi atau dugaan belum terbukti bahwa tentatif menjelaskan fakta atau fenomena, serta kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. “
3.      Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137)
“ Hipotesis adalah pernyataan atau tuduhan bahwa sementara masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus diuji secara empiris. “
4.      Kerlinger (1973)
“ Hipotesis adalah pernyataan dugaan hubungan antara dua variabel atau lebih.”


D.      TEORI

               i.      Menurut WIKIPEDIA
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.

                ii.      Menurut Para Ahli
1.      Labovitz dan Hagedorn
mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan


     CIRI – CIRI

A.       FAKTA

Sesuatu tanggapan dapat dikatan sebagai fakta jika :
1.      Dapat dibuktikan kebenarannya
2.      Berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan)
3.      Mempunyai data yang akurat baik waktu, tanggal, tempat dan peristiwanya
4.      Dikumpulkan dari nara sumber yang terpercaya
5.      Bersifat objektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi  dengan gambar objek
6.      Biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H
7.      Menyatakan kejadian  yang sedang atau telah dan pernah terjadi
8.      Informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya

B.      ASUMSI

Asumsi dapat juga diartikan sebagai suatu landasan berpikir yang dianggap benar walaupun hanya untuk sementara, karena asumsi bukanlah suatu kepastian. Orang membuat asumsi karena ingin mengetahui, menanyakan, memprediksikan, atau menduga tentang sesuatu yang akan atau telah terjadi.
Membuat suatu asumsi bisa dilakukan oleh siapa saja, dan tentang apa saja. Singkatnya, pengertian asumsi adalah suatu dugaan sementara yang dianggap sebagai kebenaran oleh si pembuat asumsi, dan membutuhkan pembuktian agar dugaan tersebut menjadi kebenaran yang mutlak.

C.       HIPOTESIS

Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang baik. Menurut  Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri hipotesis yang baik, yakni :
·         Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
·         Harus bisa menerangkan fakta
·         Harus dapat diuji
·         Harus menyatakan hubungan
·         Harus sederhana
·         Harus sesuai dengan fakta
Sehingga untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah verifikasi dalam penelitian.

D.      TEORI

Tidak semua teori dapat digunakan begitu saja dalam suatu penelitian. Selain harus berhubungan dengan penelitian yang kita lakukan, teori yang kita pilih harus baik. Teori yang baik itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Harus menerangkan fakta hasil pengamatan yang ada hubungannya dengan suatu masalah. Teori harus mampu menerangkan "mengapa"-nya gejala yang sedang diselidiki.
2.      Teori harus konsisten dengan fakta yang diamati dan dengan kerangka pengetahuan yang sudah lebih dulu ada. Kita mencari teori yang dapat memberikan cara yang paling mungkin atau paling efisien guna menerangkan fakta-fakta yang berhasil dikumpulkan.
3.      Teori harus memberikan cara pembuktian kebenaran, maksudnya harus memungkinkan dibuatnya deduksi dalam bentuk hipotesis yang menyatakan akibat yang diharapkan dapat diamati jika teori tersebut benar.
4.      Teori harus merangsang penemuan baru dan menunjukkan bidang-bidang baru yang perlu diselidiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MANAJEMEN KEGIATAN OLAHRAGA/SENI

A.    PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI/OR                                                                                        ...