PENGERTIAN
A.
FAKTA
i. Menurut
WIKIPEDIA
Fakta (bahasa
Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap
oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah
menjadi suatu kenyataan.
Dalam
istilah keilmuan fakta
adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan dapat dilakukan
verifikasi oleh siapapun.
ii. Menurut
Para Ahli
1. Bactiar
(1997: 112-113)
“ Fakta
merupakan abstraksi dari kenyataan yang diamati, yang sikapnya terbatas dan
dapat diuji kebenarannya secara empiris. “
2. Schuncke
(1988: 19)
“ Fakta
pun merupakan building blocks yang digunakan untuk mengembangkan konsep. “
3. Sjamsuddin
(1996: 5)
“ fakta
merupakan erat hubungannya dengan jawaban atas apa, siapa, kapan, di mana, dan
juga dapat berupa benda-benda (things) yang benar-benar ada atau peristiwa apa
yang pernah terjadi pada masa lalu. ”
4. Goode
(1952: 7-8)
“ Fakta
harus dirumuskan atas dasar sistem kerangka berfikir tertentu. Fenomena yang
sama akan menghasilkan fakta yang berbeda apabila kerangka berfikir yang
dipergunakan berbeda. Fakta harus merupakan rumusan yang tajam, tertentu, tidak
mengandung pertanyaan dan memiliki bukti sendiri. “
5. James
A. Banks (1977: 84)
“ Fakta
adalah kejadian berbagai hal atau peristiwa tertentu yang pada gilirannya
menjadi data mentah atau pengamatan dari ahli ilmuwan-ilmuwan sosial. “
Asumsi
adalah suatu anggapan atau dugaan yang belum dapat di buktikan kebenarannya
serta membutuhkan pembuktian secara langsung ataupun asumsi adalah
memperkirakan sesuatu yang sebenarnya belum terjadi
i. Menurut
KBBI
Adalah
dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir karena dianggap
benar.
ii. Menurut
Para Ahli
1. Husain
dan Purnomo 2008.
“ Dalam
buku metode penelitian sosial, terbitan PT. Bumi Aksara, Jakarta mengatakan
asumsi adalah pernyataan yang dapat di uji kebenarannya secara empiris
berdasarkan pada penemuan, pengamatan dan percobaan dalam penelitian yang
dilakukan sebelumnya.”
C. HIPOTESIS
i. Menurut
WIKIPEDIA
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis berasal
dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis =
pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya,
hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam
rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa,
secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari
hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada
perbedaan makna di dalamnya.
ii. Menurut
Para Ahli
1. Prof.
Dr. S. Nasution
“
Hipotesis adalah dugaan tentang apa yang kita amati dalam upaya untuk
memahaminya. “
2. Zikmund
(1997:112)
“
Hipotesis adalah proposisi atau dugaan belum terbukti bahwa tentatif
menjelaskan fakta atau fenomena, serta kemungkinan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penelitian. “
3. Erwan
Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137)
“ Hipotesis
adalah pernyataan atau tuduhan bahwa sementara masalah penelitian yang
kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus diuji secara
empiris. “
4. Kerlinger
(1973)
“ Hipotesis
adalah pernyataan dugaan hubungan antara dua variabel atau lebih.”
D. TEORI
i. Menurut
WIKIPEDIA
Teori adalah
serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan
yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
ii. Menurut
Para Ahli
1. Labovitz
dan Hagedorn
mendefinisikan
teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan
sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan
hubungan dapat saling berhubungan
CIRI
– CIRI
A. FAKTA
Sesuatu
tanggapan dapat dikatan sebagai fakta jika :
1. Dapat
dibuktikan kebenarannya
2. Berisi
data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa
pernyataan)
3. Mempunyai
data yang akurat baik waktu, tanggal, tempat dan peristiwanya
4. Dikumpulkan
dari nara sumber yang terpercaya
5. Bersifat
objektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi
dengan gambar objek
6. Biasanya
dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H
7. Menyatakan
kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi
8. Informasi
berasal dari kejadian yang sebenarnya
B. ASUMSI
Asumsi
dapat juga diartikan sebagai suatu landasan berpikir yang dianggap benar
walaupun hanya untuk sementara, karena asumsi bukanlah suatu kepastian. Orang
membuat asumsi karena ingin mengetahui, menanyakan, memprediksikan, atau
menduga tentang sesuatu yang akan atau telah terjadi.
Membuat
suatu asumsi bisa dilakukan oleh siapa saja, dan tentang apa saja. Singkatnya,
pengertian asumsi adalah suatu dugaan sementara yang dianggap sebagai kebenaran
oleh si pembuat asumsi, dan membutuhkan pembuktian agar dugaan tersebut menjadi
kebenaran yang mutlak.
C. HIPOTESIS
Terdapat
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang
baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri hipotesis yang
baik, yakni :
· Harus
berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
· Harus
bisa menerangkan fakta
· Harus
dapat diuji
· Harus
menyatakan hubungan
· Harus
sederhana
· Harus
sesuai dengan fakta
Sehingga
untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan
dengan hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah
verifikasi dalam penelitian.
D. TEORI
Tidak
semua teori dapat digunakan begitu saja dalam suatu penelitian. Selain harus
berhubungan dengan penelitian yang kita lakukan, teori yang kita pilih harus
baik. Teori yang baik itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Harus
menerangkan fakta hasil pengamatan yang ada hubungannya dengan suatu masalah.
Teori harus mampu menerangkan "mengapa"-nya gejala yang sedang
diselidiki.
2. Teori
harus konsisten dengan fakta yang diamati dan dengan kerangka pengetahuan yang
sudah lebih dulu ada. Kita mencari teori yang dapat memberikan cara yang paling
mungkin atau paling efisien guna menerangkan fakta-fakta yang berhasil
dikumpulkan.
3. Teori
harus memberikan cara pembuktian kebenaran, maksudnya harus memungkinkan
dibuatnya deduksi dalam bentuk hipotesis yang menyatakan akibat yang diharapkan
dapat diamati jika teori tersebut benar.
4. Teori
harus merangsang penemuan baru dan menunjukkan bidang-bidang baru yang perlu
diselidiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar